Artikel Budaya Indonesia; Macam-macam Ritual Memanggil Hujan
Di dunia ini, kehadiran hujan memang sangat dinantikan, apalagi di
negara tropis seperti Indonesia. Sebagai negara agraris yang sektor
ekonominya mengandalkan dari hasil pertanian, maka keadaan alam, cuaca
iklim sangat berpengaruh dalam menghasilkan panen pertanian.
Karena masih tradisional, hujan menjadi salah satu sumber pengairan
untuk menghidupi ladang-ladang pertanian. Jadi ketika musim kemarau
panjang dan hujan tidak kunjung datang, masyarakat di beberapa daerah di
Indonesia mengadakan tradisi atau ritual untuk memanggil hujan, selama
beberap generasi ritual tersebut dipercaya mempan untuk mendatangkan
hujan. Inilah diantaranya ritual mendatangkan hujan yang unik di Indonesia :
1. Ritual Cambuk Badan Tiban
Ritual cambuk badan tiban ini dilakukan untuk meminta hujan yang
dilakukan oleh warga Desa Wajak, Boyolali, Tulungagung. Ritual ini
adalah ritual adu cambuk yang dilakukan oleh pria dewasa.
Dulunya tradisi Cambuk badan tiban ini dilakukan oleh Tumenggung
Surotani II untuk mencari bibit prajurit yang tanguh namun seiring
pergeseran zaman tradisi Cambuk badan tiban dijadikan cara untuk
mendatangkan ujan bagi warga setempat, darah yang keluar akibat dari
cambukan inilah yang dipercaya warga akan mendatangkan hujan.
2. Ritual Unjungan
Ritual Unjungan merupakan ritual yang dilakukan masyarakat di
Purbalingga dan Banjarnegara untuk mendatangkan hujan ketika kemarau
tiba.
Tradisi Unjungan merupakan tradisi mengadu manusia mengunakan rotan yang dilakukan oleh pria dewasa.
Sebelum beradu pukul berlangsung biasanya pemain Unjungan akan menari
terlebih dahulu dangan iringan musik, setelah musik selesai barulah
mereka beradu saling memukul mengunakan rotan.
Ritual ini akan terrus dilakukan jika hujan belum juga turun namun
jumlahnya dihitung secara ganjil. Apabila setelah tiga kali dilaksanakan
masih belum turun hujan, maka unjungan tujuh kali begitu seterusnya.
3. Ritual Cowongan Kabupaten Banyumas
Yang jika diartikan oleh warga setempat artinya menghiasi wajah jadi
ritual cowongan ini adalah ritual yang dengan sengaja dilakukan
seseorang untuk menghias wajah.
Ritual ini dipercaya dapat menurunkan hujan berkat bantuan Dewi Sri yang
merupakan dewi pangan yang memberikan kesejahteraan bagi umat manusia,
melalui doa doa yang dipanjatkan Dewi Sri akan menurunkan hujan dari
langit.
Yang boleh melakukan ritual Cowongan hanyalah kaum wanita saja, menurut
cerita warga setempat yang datang dan merasuk dalam properti cowongan
adalah bidadari sehingga kaum laki-laki tidak boleh memegang properti
itu. Desa yang sampai saat ini masih melestarikan ritual Cowongan untuk
mendatangkan hujan adalah desa Plana, Kecamatan Somagede, Kabupaten
Banyumas.
4. Ritual Gedub Ende di Bali
Ritual Gedub Ende merupakan ritual masyarakat Bali untuk mendatangkan
hujan, ritual ini dilakukan dengan cara mengadu dua orang dengan cara
memukul dengan mengunakan rotan.
Rotan disini disebut Ende sedangkan yang namanya Gedub adalah alat yang
digunakan untuk menangkis rotan yang digunakan peserta. Jadi peserta
Ritual ini akan mengunakan rotan dan penangkis untuk bertarung.
Dalam pertarungan Gedub Ende ada seorang wasit yang bernama saye, Wasit
inilah yang nantinya memberikan peringatan kepada pemain yang melakukan
pelangaran. Darah yang ditimbulkan dalam pertarungan Gedub Ende inilah
yang diyakini warga akan mendatangkan hujan.
5. Ritual Ojung Di Bondowoso
Di Bondowonso ada sebuah ritual unik untuk mendatangkan hujan ketika
kekeringan terjadi ritual ini dikenal dengan nama Ojung. Tradisi ini
telah di turunkan turun temurun dan sampai saat ini masih terus di
gelar.
Ritual Ojung diawali dari tarian Topeng Kuna dan Rontek Singo Wulung
lalu puncak dari ritual ini adalah Pertandingan adu pukul sebatang
rotan.
No comments:
Post a Comment